Nyanting Rasa, Amenthang Gebyaring Nusantara
“Nyanthing
Rasa, Amenthang Gebyaring Nusantara”
(Membatik
Rasa, Membentang Busur Untuk Membabar Keindahan Nusantara)
Adegan
Pertama :
(Dalang
keluar dengan diiringi musik garapan (intrumen),
kemudian membacakan sajak cerita)
Sajak
Penguasa Negeri
Oleh
: Gendhing Wibisono
Kau bilang persatuan
dan kesatuan yang harus diutamakan
Tapi justru perpecahan
dan sikap intoleransi yang kau tonjolkan
Kau bilang bahwa negeri
ini kebal dari segala ancaman kebhinekaan
Tapi justru kau sendiri
tak yang mecontohkan sikap negarawan
Ada bunyi yang tak
nyaring dari lubang kehidupan
Yang tak bisa pulang
karena tertangkap awan
Negeriku jangan dijadikan
tawanan, apalagi perdagangkan
Di tanah yang gersang, manusia
dipaksa menanam tanaman
Oh, Negeriku .. Jaman memang
sudah tak sejalan
Justru perbedaan dan
keberagaman yang harus kita pertahankan
Oh, Negeriku ..
Walaupun asam dan garam, kau tetaplah menawan
Apapun dan bagaimanapun
kita harus tetap bertahan.
Yogyakarta,
22 Februari 2017
(Vocal
Grup membawakan Indonesia Pusaka, dengan diiringi musik. Kemudian Indonesia
Pusaka digarap dengan arransemen lain dengan seiring keluarnya penari (Tari Garapan Panahan), penari selesai
tokoh punakawan keluar dan mengusir penari).
Dalang :
Hmmmm … semakin banyak saja kreasi yg dikembangkan negeri ini. Heh, Kamu
siapa? (Semar terdiam hanya kerisauan yang menyelimuti).
Petruk : Saya Petruk ..
Gareng : Saya Gareng ..
Bagong 1 : Saya Bagong ..
Bagong 2 : Saya Bagong ..
Dalang : Loh, sebentar. Lha kok Bagongnya
ada dua?
Bagong 1 : Loh saya Bagong yang asli, kamu tadi
nyuri daleman sama topi saya.
Bagong 2 : Bukaaaan, saya yang asli. Yang nyuri
itu kamu.
Bagong 1 : Loh, kok jadi aku yang salah.
Dalang : Ah, sudah. Kalian ini satu
keluarga, satu perjuangan, tiap hari bersama saja ribut. Bikin malu saja, lihat
…!! Mahasiswa UPN ini dari Sabang sampe Merauke saja tetap bersatu dan rukun.
Sekarang gini aja, kamu Bagong 1, kamu Bagong 2, kalian lihat gunungan atau
kayon itu! Coba liat akarnya cabangnya kemana-mana, tapi kalau kamu Indonesia
kita akan bertemu di pucuk yang sama.
Bagong 1 : Yaudah, nih kamu pake baju saya! (Bagong 1 memberikan pakaiannya ke Bagong
2).
Dalang : Sudah, kalian nggak usah ganggu
Srikandi. Srikandi itu sudah jatahnya Arjuna. Sini-sini, tak kasih tau. Hakikat
memanah, memanah itu kalian tau tidak? Coba dari Petruk!
Petruk : Memanah itu mak cuuussss
ouuhhhhh..
Gareng : Memanah itu soal
menghitung drajat kemiringan.
Bagong 1 : Memanah itu soal membidik sasaran,
Den.
Bagong 2 : Itu..
Petruk : Woo, nggak punya pendirian.
Dalang : Hmm, kalian itu bisanya cuma ribut
aja. Hakikat memanah itu buka soal makcuuss, kemiringan drajat, maupun soal
membidik sasaran. Memanah itu soal kehati-hatian, soal rasa, memanah itu nggak
sembarangan, kamu harus tepat mengolah rasa dan pikiran, dan soal
pintar-pintarnya mencuri perhatian. Kamu pengen memanah ikan?
Bareng :
Ayo den, berburu ikan ke pulau Bali ….
(Punakawan
masuk, Tari Pendhet keluar,,
Punakawan kembali masuk)
Dalang : Penari-penari tadi sudah menghidangkan
ikan Betutunya. Ngomong-ngomong soal ikan Betutu, kebetulan kita tadi sudah muter
dari Sabang sampe Merauke terus juga mampir ke Warung Nusantara. Aku pengen tanya,
kalian tadi makan apa saja?
Petruk : Saya makan ikan Betutu..
Gareng : Saya makan Gudeg ..
Bagong 1 : Saya makan nasi padang sama pecel
lele..
Bagong 2 : Saya makan Papeda sama Oncom ..
Dalang : Nah, kalian sama-sama Indonesia
saja makannya beda-beda, tapi yang bayar ?
Bareng :
Satuuuuuuuu …..
Dalang : Nah, itu. Kita harus menjaga
keberagaman budaya kita.
Gareng kamu orangnya
tidak sempurna, karena kakimu pincang, tapi kamu tak pernah terjatuh karena
selalu berhati-hati.
Petruk kamu orangnya
tinggi, berarti lebih dari yang lain, sehingga kamu tidak pernah merasa cepat
marah dan sombong.
Bagong, kamu orangnya
spontan, kamu selalu ngomong spontan tetapi benar. Tetapi ingat, bukan berarti
dengan kekurangan dan kelebihan kita tidak bisa bersatu, kita harus saling
menghormati dan melengkapi.
Bangsa ini dibangun
dengan kerendahan hati para pendahulu, dan jangan sampai kalian merusaknya
dengan kelebihan dan kesewenangan kalian. Mari kita hilangkan arogansi antar
sesama, junjung persatuan dan kesatuan bangsa ini.
Biarlah Manuk Dadali
tetap gagah dan berwibawa. Kalian sudah pernah denger bunyi nyaring Manuk
dadali dari Sunda?
Bareng :
Belum …
Dalang : Yaudah, sekarang kita ke Sunda dengar
bunyi nyaring manuk dadali …
(Vocal
grup membawakan lagu Manuk Dadali, setelah
manuk dadali selesai Punakawan keluar dengan iringan Instrumen).
Dalang : Truk.. gimana burungnya gagah apa
enggak?
Petruk : Wah, burungnya gagah sekali den,
tetap tegap dan menjulang.
Gareng : Nyaring den bunyinya
..
Bagong 1 : Woh, burung perkututnya pak dalang berdiri tegap
menantang den..
Bagong 2 : Gimana nggak nantang den, lha wong
yang merawat burung cantik-cantik, apalagi ada pujaan hati saya den.
Dalang : Huss, Gong .. Kamu itu pikirannya
suka agak gak waras. Beda sama Manuk Dadali, dia adalah burung yang melukiskan
keperkasaan burung garuda yang menjadi wujud kebhinekaan bangsa ini. Lagu Manuk
Dadali juga melambangkan
keperkasaan burung garuda yang melambangkan kejayaan Indonesia.
Petruk : Gimana den?
Dalang : Indonesia Jaya !!!!
(Band
menyanyi Lagu Indonesia Jaya, setelah
selesai si lady rocker keluar
diiringi Instrumen dan duduk.
Punakawan menggunjingnya).
Petruk : Hmmm.. kok aku jadi semakin yakin ya kalo si sutradara punya alasan yang
kuat utk mengajak si cewek rocker itu ikut berperan dalam cerita ini.
Gareng : Ah, itu permainan sutradara aja.
Bagong : Huss.. jangan ngomongin sutradara, besok bisa nggak diajak lagi kita.
(Tiba-tiba
si dalang muncul dan mengusir punakawan, kemudian mendekati si lady rocker.)
Dalang : Lara, boleh ya aku duduk sini?
Lady Rocker : Hmmm...
Dalang : Kok cemberut? Ada
masalah?
Lady Rocker : Enggak, biasa aja.
Dalang : Terus kenapa? Berantem ya sama mas gitaris itu?
Lady Rocker : Ih, sok tau bgt. Hmmm ..
Dalang : Oh ada yang lain,
atau sama mas diplomat itu? Yang katanya sering terbang ke mana-mana?
Lady Rocker : Iya
sih, aku lagi sedih aja, abis aku
ditinggalin terus, katanya janji mau nyamperin aku kemarin.
Dalang : Ya kan emang dia duta
negara, yang emang gtu kan tugasnya. Harusnya kamu yang ngertiin dong.
Lady Rocker : Ya ngertiin sih. Tapi
mama sama papaku ribet, nyuruh
aku cepetan nikah samaa dia, tapi
dianya terbang mulu. Mana sekarang aku dipaksa pake jarit sama
kebaya, aku disuruh berpakaian
seperti wanita jawa jaman dulu, alesannya sih biar telihat anggun.
Tapi aku nggak mau.
Dalang : Heh jangan gtu, sesekali kamu cobain, bener kata ayahmu wanita iku kusuma wicitra. (Wanita
itu harum dirinya dari perbuatan baik dan menjaga kehormatan), apalagi dari berpakaian.
Lady Rocker : Hmmm… ngomong apa sih.
Dalang : Udah, nih kamu pegang (jarik) ini, nanti sampai rumah kamu cobain, ngaca, coba kamu perhatiin, kamu pasti lebih anggun.
Lady Rocker : Ih
apaan sih, kuno banget kamu.
Dalang : Heh, pegang dulu aja, bikin jarik itu dari yang katanya kuno jadi kini,
sekarang kamu duduk liat orang membatik itu gimana
susahnya, aku mau latihan
dulu sama bandku, kamu diem aja enggak usah banyak tanya, kamu hayatin batik
itu.
(Iringan
Istrumen untuk mengawali suara
dalang)
Nyanting Rasa,
Amenthang Gebyaring Nusantara. Mengolah rasa dengan saling menghormati
perbedaan dan keberagaman sesama untuk mewujudkan Indonesia yang lebih berwarna
dan berwibawa. Janganlah perbedaan kita jadikan suatu masalah, mari kita
nikmati semua keberagaman ini dengan jiwa yang besar, bahwa makna yang hakiki
dari sebuah perbedaan adalah kekuatan.
Karena.. “Arogansi,
intoleransi, dan sikap ke(kau)akuan adalah penghambat kemajuan bangsa.”
Setelah dalang
memberikan sedikit kata-kata, kemudian band membawakan Bendera - Coklat dan desain grafis mulai untuk memural Nusantara).
-Selesai-
Komentar
Posting Komentar